Helaian muka

Wednesday, June 2, 2010

Dari Kompas.com: Bahasa Inggris Bisa "Hambat" Kemajuan

Bahasa Inggris Bisa "Hambat" Kemajuan

Rabu, 2 Juni 2010 | 19:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam penguasaan mata pelajaran Matematika, anak-anak Korea Selatan berada di peringkat pertama dari 57 negara, sedangkan Indonesia berada di urutan ke-49. Di bidang sains, anak-anak Indonesia menduduki peringkat ke-50 dari 57 negara, namun anak-anak Korea Selatan bertengger di posisi ke-7.

Menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di tingkat SD tidak membantu suatu negara untuk menjadi maju, tapi bisa sebaliknya.
-- Hywel Coleman

Demikian data itu terungkap dalam penelitian Hywel Coleman, peneliti senior bidang pendidikan keguruan di University of Leeds, Inggris, selama kurun waktu 2009-2010. Hasil penelitian yang telah dibukukan dan diterbitkan oleh British Council Asia Tenggara berjudul Teaching Other Subjects through English in Two Asian Nations: Teacher's Response to Globalisation ini sangat relevan dengan polemik yang mengiringi perjalanan sekolah-sekolah negeri di Indonesia yang berstatus rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah berstandar internasional (SBI).

"Angka ini pasti mengecewakan, padahal selama ini di Indonesia belajar dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Nah, kalau anak Indonesia dipaksa belajar dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya, dapat dipastikan akan lebih mengecewakan lagi," ujar Hywel dalam penelitiannya.

Menurutnya, hampir di semua negara dengan tingkat perekonomian yang kuat di dunia, pembelajaran bagi para siswa menggunakan bahasa ibunya sebagai bahasa pengantar, semisal bahas Jerman, Inggris, Jepang, Korea Selatan, dan lain-lainnya. Sebaliknya, di negara-negara miskin dan berkembang memakai atau mulai memakai bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di sekolah seperti Afrika, Pakistan, Indonesia dan sebagainya.

"Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, terutama tingkat SD, tidak membantu suatu negara untuk menjadi maju, tetapi malah bisa menghambat," ujarnya.

0 comments: