![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPqq-2BgMdtRSMRlMIQeuKKFGI1C2SFAyANLsYqXbDvtoT27RakfuOemfVr6K-R3NKrmFAh3TbFZR0PWi-t85NtstHFCpYKzTJEQAWHVE6ZCrJ1GqqJA5MKv8t00AuhXMObKqD6qzBJr4p/s200/senja+di+putrajaya.jpg)
Senja itu langit kelihatan mendung,
mendung yang kembali menyelubungi hidupku;
lalu aku lemas;
tanpa suara dan tanpa daya untuk membantah;
pantas aku rebah;
kalah bagai tidak sedar diuntung.
Mendung senja itu sering kembali,
menghantui segenap mimpiku;
membayangi setiap pergerakanku;
lalu aku malu;
malu pada diri sendiri;
malu kepada sekalian alam ini.
Wahai mendung senja,
pergilah kau jauh dari hidupku;
bebaskan aku dari linkunganmu;
biarkan aku menyesali;
Maha Ilahi lagi Maha mengasihani;
ampunkanku buat sekalian kali.
0 comments:
Post a Comment